Rahasia Hari Senin (2) dibalik Tujuh Nama Hari

Gambar : ilustrasi (dok.net)

Pertama, pergi karena kemurkaan. Hal ini dialami oleh Nabi Musa ketika masih bayi yang dilakukan oleh ibunya dengan membuang Musa kecil dimasukkan kedalam peti lalu dialirkan ke sungai Nil lantaran menghindari kemurkaan raja Fir’aun beserta bala tentaranya yang terus memburu setiap adanya bayi laki-laki untuk dibunuh. Hal ini disebutkan dalam Al-Qur’an surat Al-Qashas ayat 7 :

وَاَوۡحَيۡنَاۤ اِلٰٓى اُمِّ مُوۡسٰٓى اَنۡ اَرۡضِعِيۡهِ‌ۚ فَاِذَا خِفۡتِ عَلَيۡهِ فَاَ لۡقِيۡهِ فِى الۡيَمِّ وَلَا تَخَافِىۡ وَلَا تَحۡزَنِىۡۚ اِنَّا رَآدُّوۡهُ اِلَيۡكِ وَجٰعِلُوۡهُ مِنَ الۡمُرۡسَلِيۡنَ‏

Bacaan Lainnya

Dan Kami ilhamkan kepada ibunya Musa, “Susuilah dia (Musa), dan apabila engkau khawatir terhadapnya maka hanyutkanlah dia ke sungai (Nil). Dan janganlah engkau takut dan jangan (pula) bersedih hati, sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan menjadikannya salah seorang rasul”.

Kedua, perginya Nabi Musa karena melarikan diri untuk menghindari kezaliman. Ini dilakukan ketika beliau keluar dari kota Mesir menuju kota Madyan, sebagaimana tercatat di Al-Qur’an surat al-Qashas ayat 21-22 :

فَخَرَجَ مِنۡهَا خَآٮِٕفًا يَّتَرَقَّبُ‌ قَالَ رَبِّ نَجِّنِىۡ مِنَ الۡقَوۡمِ الظّٰلِمِيۡنَ
وَلَـمَّا تَوَجَّهَ تِلۡقَآءَ مَدۡيَنَ قَالَ عَسٰى رَبِّىۡۤ اَنۡ يَّهۡدِيَنِىۡ سَوَآءَ السَّبِيۡلِ

• “Maka keluarlah dia (Musa) dari kota itu dengan rasa takut, waspada (kalau ada yang menyusul atau menangkapnya), dia berdoa, “Ya Tuhanku, selamatkanlah aku dari orang-orang yang zhalim itu.”
• Dan ketika dia menuju ke arah negeri Madyan dia berdoa lagi, “Mudah-mudahan Tuhanku memimpin aku ke jalan yang benar
“.

Ketiga, perginya Nabi Musa karena mencari. Ini dilakukan oleh Nabi M7sa ketika kembali dari kota Madyan. Musa membutuhkan api, maka ketika itu ia melihat ada cahaya (nur), ia langsung menuju ke tempat cahaya guna mendapatkan api. Sebagaimana di firmankan dalam surat al-Qashas ayat 29 :

فَلَمَّا قَضٰى مُوۡسَى الۡاَجَلَ وَسَارَ بِاَهۡلِهٖۤ اٰنَسَ مِنۡ جَانِبِ الطُّوۡرِ نَارًا‌ۚ قَالَ لِاَهۡلِهِ امۡكُثُوۡۤا اِنِّىۡۤ اٰنَسۡتُ نَارًا‌ لَّعَلِّىۡۤ اٰتِيۡكُمۡ مِّنۡهَا بِخَبَرٍ اَوۡ جَذۡوَةٍ مِّنَ النَّارِ لَعَلَّكُمۡ تَصۡطَلُوۡنَ‏

“Maka ketika Musa telah menyelesaikan waktu yang ditentukan itu dan dia berangkat dengan keluarganya, dia melihat api di lereng gunung. Dia berkata kepada keluarganya, “Tunggulah (di sini), sesungguhnya aku melihat api, mudah-mudahan aku dapat membawa suatu berita kepadamu dari (tempat) api itu atau (membawa) sepercik api, agar kamu dapat menghangatkan badan“.

Pos terkait