Pelajaran Sosok Wanita Dalam Al-Qur’an

Gambar : (dok.net)

Tiap kisah yang akan penulis hadirkan dalam tiap judul nantinya, akan menampilkan sosok wanita yang menjadi peran utama. Sebagaimana sosok pemimpin wanita yang bijaksana di negeri Saba yaitu Ratu Balqis yang senantiasa melibatkan rakyatnya dalam bermusyawarah dan sebagai pengendali kekuasaan dan hukum di negeri kekuasaannya.

Pada surat An-Naml ayat 32, Allah SWT berfirman :

Bacaan Lainnya

قَالَتۡ يٰۤاَيُّهَا الۡمَلَؤُا اَفۡتُوۡنِىۡ فِىۡۤ اَمۡرِىۡ‌ۚ مَا كُنۡتُ قَاطِعَةً اَمۡرًا حَتّٰى تَشۡهَدُوۡنِ


Dia (Balqis) berkata, “Wahai para pembesar! Berilah aku pertimbangan dalam perkaraku (ini). Aku tidak pernah memutuskan suatu perkara sebelum kamu hadir dalam majelis(ku).”

Raja wanita ini tidak memecahkan suatu persoalan dengan seorang diri, melainkan dia mengajak para tokoh dari kalangan rakyatnya untuk diminta pendapatnya.

Demikian juga pada kisah Asiah istri Raja Fir’aun yang terdorong rasa keibuan sehingga dia mencegah prajurit suaminya untuk melakukan pembunuhan terhadap bayi (Nabi Musa saat kecil) sehingga dia merayu suaminya (Fir’aun), dalam Al-Qur’an surat Al-Qashas ayat 9 :


وَقَالَتِ امۡرَاَتُ فِرۡعَوۡنَ قُرَّتُ عَيۡنٍ لِّىۡ وَلَكَ‌ ؕ لَا تَقۡتُلُوۡهُ ‌ۖ عَسٰٓى اَنۡ يَّـنۡفَعَنَاۤ اَوۡ نَـتَّخِذَهٗ وَلَدًا وَّهُمۡ لَا يَشۡعُرُوۡنَ‏


Dan istri Fir‘aun berkata, “(Dia) adalah penyejuk mata hati bagiku dan bagimu. Janganlah kamu membunuhnya, mudah-mudahan dia bermanfaat kepada kita atau kita ambil dia menjadi anak,” sedang mereka tidak menyadari.

Pos terkait