Sesampainya disana, Idris melihat semua bentuk penyiksaan yang diciptakan Allah untuk orang-orang yang mengingkari-Nya, mulai dari rantai, belenggu dan bentuk penyiksaan lain berupa binatang ular, kalajengking dan api yang menjilat-jilat, juga terdapat makanan khusus untuk penghuni neraka berupa Zaqum dan Hamim (air yang mendidih). Sesudahnya melihat semua isi neraka, kemudian mereka berdua kembali.
Selanjutnya Nabi Idris as berkata kepada Malaikat Maut : “Wahai Malaikat Maut, aku masih mempunyai hajat yang lain kepadamu, agar kamu bisa membawa aku ke surga, supaya aku bisa melihat apa yang disediakan Allah kepada para kekasih-Nya, supaya nanti rasa keta’atanku semakin bertambah untuk beribadah”. Malaikat Maut menjawab : “Bagaimana aku bisa pergi ke surga tanpa seizin Allah Ta’ala”. Kemudian Allah menyampaikan kepada Malaikat, mengijinkan dirinya untuk pergi ke surga bersama Nabi Idris as.
Ketika keduanya sampai di depan pintu surga, Nabi Idris melihat isi surga yang terdiri dari berbagai kenikmatan dan terdapat kerajaan yang sangat besar, di dalamnya terdapat aneka macam sungai yang mengalir, kenikmatan berlimpah ruah, pepohonan dengan buah menjulai ke bawah, aneka macam buah-buahan dengan jenis warna dan rasa yang berbeda.
Nabi Idris lalu berkata kepada Malaikat Maut : “Wahai saudaraku Malaikat Maut, aku telah merasakan sakitnya kematian, aku telah melihat dahsyatnya siksa api neraka Jahanam, aku juga melihat hal-hal yang menakutkan didalamnya. Sekarang, apakah kamu tidak memohon kepada Allah agar diriku bisa masuk surga lalu meminum airnya agar bisa menghilangkan dahaga dari rasa panasnya kematian dan ketakutan dari neraka Jahanam”. Mendengar hal itu, Malaikat Maut lalu berdoa memohon izin agar Nabi Idris as diperkenankan masuk ke surga dan meminum airnya. Akhirnya Allah Ta’ala mengizinkan, dengan syarat setelah masuk nanti keluar lagi.