Nama asli Nabi Idris as, adalah “Ukhnukh”. Dia dinamakan Idris karena banyaknya deres (mempelajari) kitab Allah Ta’ala, pekerjaan sehari-harinya adalah sebagai penjahit baju. Setiap kali ia menusukkan jarum pada baju yang dijahitnya, ia selalu membaca tasbih. Dan manakala baju itu selesai dijahitnya, dia langsung menyerahkan kepada pemiliknya tanpa minta bayaran. Hal itu dilakukan olehnya semata-mata untuk beribadah kepada Allah SWT dalam tiap sehari semalam.
Amalan ibadah yang dilakukan Nabi Idris tersebut membuat Malaikat Maut kagum, sehingga ia meminta izin kepada Allah Ta’ala untuk bisa bertemu dengan Nabi Idris as, dan Allah mengizinkan.
Pada suatu saat datanglah Malaikat Maut kepada Nabi Idris as dalam wujud seorang lelaki, lalu ia duduk didekat Nabi Idris. Saat itu Nabi Idris sedang menjalankan puasa setahun penuh. Ketika tiba waktunya berbuka, datanglah kepadanya malaikat (yang lain) dengan membawa makanan dari surga, kemudian beliau berbuka dengan makanan itu. Setelah berbuka, beliau langsung berdiri dan beribadah kepada Tuhannya sampai semalam suntuk hingga matahari terbit.
Ketika beliau beribadah di malam hari, datanglah Malaikat Maut dengan membawa makanan dari surga , lalu beliau memakannya juga menawarkan kepada kepada Malaikat Maut (yang berbentuk seorang lelaki) seraya berkata : “Sebaiknya engkau juga turut makan makanan ini”, akan tetapi Malaikat Maut tidak mau memakannya. Setelah itu, Nabi Idris beranjak berdiri kemudian beribadah kepada Allah Ta’ala, sedangkan Malaikat Maut berada didekatnya sampai terbit matahari.
Ketika pagi nampak terang, Nabi Idris terkejut melihat laki-laki yang datang tadi malam masih tetap berada disisinya. Kemudian beliau berkata : “Apakah engkau mau menemaniku berjalan-jalan?”. Malaikat Maut menjawab : “Ya, aku mau”.